PERBEDAAN
ISO 9001: 1987, ISO-9001:1994, ISO-9001: 2000 & ISO-9001 : 2008
Seiring dengan kebutuhan implementasi yang semakin kompleks, maka DEF/STAN 05-8 dikembangkan menjadi BS-5750 pada tahun 1979. Atas usulan American National Standard Institute kepada Inggris, maka pada tahun 1987 melalui International Organization for Standardization, standard BS-5750 diadopsi sebagai sebuah international standard yang kemudian dinamai ISO 9000:1987. Ada 3 versi pilihan implementasi pada versi 1987 ini yaitu yang menekankan pada aspek Quality Assurance, aspek QA and Production dan Quality Assurance for Testing. Concern utamanya adalah inspection product di akhir sebuah proses (dikenal dengan final inspection) dan kepatuhan pada aturan system procedure yang harus dipenuhi secara menyeluruh.
Pada perkembangan berikutnya, ditahun 1994,
karena kebutuhan guaranty quality
bukan hanya pada aspek final inspection, tetapi lebih jauh ditekankan
perlunya proses preventive action untuk menghindari kesalahan pada
proses yang menyebabkan ketidak sesuaian pada produk. Namun demikian versi 1994
ini masih menganut system procedure yang kaku dan cenderung document centre dibanding
kebutuhan organisasi yang disesuaikan dengan proses internal organisasi. Pada
ISO 9000:1994 dikenal 3 versi, yaitu 9001
tentang design, 9002 tentang proses
produksi, dan 9003 tentang services.
Versi 1994
lebih fokus pada proses manufacturing dan sangat sulit diaplikasikan pada
organisasi bisnis kecil karena banyaknya procedure yang harus dipenuhi
(sedikitnya ada 20 klausa yang semuanya wajib di dokumentasikan menjadi
procedure organisasi). Karena ketebatasan inilah, maka technical committee
melakukan review atas standard yang ada hingga akhirnya lahirlah revisi ISO 9001:2000 yang merupakan
penggabungan dari ISO 9001, 9002, dan
9003 versi 1994.
Pada versi tahun 2000, tidak lagi dikenal 20
klausa wajib, tetapi lebih pada proses business yang terjadi dalam organisasi.
Sehingga organisasi sekecil apapun bisa mengimplementasi system ISO 9001:2000
dengan berbagai pengecualian pada proses bisnisnya. Maka dikenallah istilah BPM
atau Business Process Mapping, setiap organisasi harus memertakan
proses bisnisnya dan menjadikannya bagian utama dalam quality manual
perusahaan, walau demikian ISO 9001:2000 masih mewajibkan 6 procedure
yang harus terdokumentasi, yaitu procedure control of document, control of
record, Control of Non conforming Product, Internal Audit, Corrective Action,
dan Preventive Action, yang semuanya bisa dipenuhi oleh organisasi bisnis
manapun.
Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir
sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Adapun perbedaan antara
versi 2000 dengan 2008 secara significant lebih menekankan pada effectivitas
proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive action, maka
versi 2008 menetapkan bahwa proses corrective
dan preventive action yang dilakukan harus secara effective berdampak positif
pada perubahan proses yang terjadi dalam organisasi. Selain itu, penekanan
pada control proses outsourcing menjadi bagian yang disoroti dalam versi
terbaru ISO 9001 ini.
Seperti dijelaskan diatas bahwa ISO 9001 versi
2000 dan versi 2008 lebih mengedepankan pada pola proses bisnis yang terjadi
dalam organisasi perusahaan sehingga hamper semua jenis usaha bisa
mengimplementasi system management mutu ISO 9001 ini.
System ISO 9001:2008 focus pada effectifitas
proses continual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA, dimana
dalam setiap process senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi
yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat
serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar
benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi.
Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan
proses implementasi ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah Delapan prinsip manajemen
mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja system agar proses yang
berlangsung sesuai dengan focus utama yaitu effectivitas continual improvement,
8 prinsip manajemen yang dimaksud adalah :
1) Customer Focus
: Semua aktifitas perencanaan dan implementasi system semata-mata untuk
memuaskan customer.
2) Leadership :
Top Management berfungsi sebagai Leader dalam mengawal implementasi System
bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan
commitment yang sama dan gerak yang synergy pada setiap elemen organisasi
3) Keterlibatan semua
orang : Semua element dalam organisasi terlibat dan concern dalam
implementasi system management mutu sesuai fungsi kerjanya masing-masing,
bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa melakukan yang
terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berqualitas, pada fungsinya
sebagai office boy.
4) Pendekatan Proses
: Aktifitas implementasi system selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam
organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui business process.
Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau
sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak pada hilangnya
kepercayaan pelanggan
5) Pendekatan System
ke Management : Implementasi system mengedepankan pendekatan pada cara
pengelolaan (management) proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang
terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual improvement sangat
ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan memperbaiki cara dalam menghilangkan
akar (penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk menghilangkan potensi
masalah.
6) Perbaikan
berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISO 9001:2008
7) Pendekatan Fakta
sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap keputusan dalam implementasi
system selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data (bukti
implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya system ISO 9001:2008
8) Kerjasama yang
saling menguntungkan dengan pemasok : Supplier bukanlah Pembantu,
tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus terjadi pola
hubungan saling menguntungkan.
Dengan 8 pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO
9001:2008 benar-benar menjadi sangat productive dan effective untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai target-target yang telah
ditetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar